Kamis, 13 Juni 2013

ANALISI MATERI PEMBELAJARAN FISIKA


ANALASIS MATERI PEMBELAJARAN 
1.Pengertian Analisis Materi Pembelajaran
Dua tugas guru fisika dalam pembelajaran fisika yang perlu dihayati dengan sebaik-baiknya adalah pengeloalaan instruksional dan pengelolaan kelas. Berbagai hal yang berkaitan dengan upaya pengembangan instruksional antara lain mencakup antara lain upaya guru dalam pemahaman:
1)Pengalaman belajar siswa
Pengalaman belajar secara langsungmenekankan aspek ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Di sinilah pemberdayaan laboratorium fisika dalam pengembangan metode ilmiah dan sikap ilmiah bagi siswa. Berbagai ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pembelajran fisika antara lain mengamati, menggolongkan, mengukur, menggunakan alat ukur secara tepat, mengkomunikasikan hasil pengamatan dan pengalaman melalui berbagai cara, menafsirkan, memprediksi, menganalisis, dan mensintesis.
2)Orientasi pembelajaran fisika
 Orientasi pembelajaran fisika perlu lebih ditujukan kepada peran siswa untuk belajar, dan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Orientasi pembelajaran fisika perlu mempertimbangkan dan menyediakan pengalaman belajar siswa antara lain dengan :
1.Mengupayakan pendekatan pemecahan masalah menggunakan model konstruktivisme.
2.Pengembangan inquiry dalam pembelajaran fisika
3.Pengembangan pembelajaran lewat pendidikan
3)Pengembangan model pembelajaran
Model pembelajaran fisika perlu lebih terfokus pada pemberian pengalaman belajar langsung kepada siswa. Guru sebagai fasilitator pemebelajatran dengan menekankan pembelajaran bermakna bagi siswa.

2. Langkah Konkrit dalam Analisis Materi Pembelajaran
Terdapat tiga langkah penting dalam analisis materi pelajaran, yakni :
1.Meneliti sumber yang menjadi sumber pegangan guru
Merupakan upaya untuk mencari dan menemukan sumber pokok dalam pengembangan materi pelajaran, yakni buku teks fisika yang baik dan kurikulum yang berlaku saat ini. Buku merupakan referensi, atau buku acuan dalam pengebangan materi. Buku terbitan luar negri sering lebih mudah dan membantu guru dalam menerapkan standar internasional dalam penyajian materi pelajaran. Cara pengetikan, penulisan notasi, model pengurutan serta pengetikan besaran fisis seringkali telah berstandar Internasional, sehingga memudahkan guru dalam implementasinya.
Adakalanya, buku yang menjadi pegangan guru dan siswa tidak sesuai dengan urutan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru harus mampu menggunakan sumber bku secara fleksibel dan menekankan urutan sejalan dengan kurikulum yang berlaku. Dalam analisis materi pembelajaran, guru perlu menyusus pemetaan konsep yang sejalan dengan kurikulum yang berlaku. Dari perta konsep tersebut, akan dapat diketahui mana materi prasyarat dan mana materi inti/esensial.
 2. Membuat diagram alur
Yakni menggambarkan bagaiana konsep fisika yang diajarkan, hubungan antar konsep, dan bagaimana konsep fisika akan diajarkan, hubungan antar konsep, dan bagaimana konsep, prinsip dan keterampilan fisika tersebut dipelajari siswa. Misalnya dengan cara mengkaji ulang materi yang akan dipelajari siswa dan penguasaan materi prasyaratnya, lalu memadukan antara materi dalam buku dengan materi fisika dan kurikulum. Melalui cara seperti ini, ketercapaian kompetensi dapat tergambar dengan jelas.
 3. Menyusun matriks yang memadukan kurikulum dengan buku pegangan siswa dan guru.
Melalui matriks, guru dapat mengembangkan alat visualisasi yang berupa LKS dan alat evaluasi yang bersumber dari kompetensi yang harus dicapai pada materi tersebut. Apabila dalam pembelajaran akan melibatkan skill atau keterampilan, maka guru perlu menyediakan waktu yang cukup. Namun apabila materi perlu dikembangkan lebih lanjut, maka guru perlu menunjukkan bacaan penunjangnya.
Dengan menggunakan matriks yang jelas, struktur analisis materi pelajaran akan tampak urut dan mudah dilakukan evaluasi dan revisi.  Langkah ini memudahkan pula untuk menyediakan sumber belajar dan menetapkan strategi pembelajaran. Pada akhirnya analisis materi pelajaran dapat menentukan jenis dan ragam tes yang akan digunakan dalam mengukur keberhasilan siswa.
3. Struktur pembelajaran
           Saat terjadi proses pembelajaran di kelas seorang guru harus mampu berfikir agar pembelajaran tersebut bersifat fleksibel, dalam artian urutan materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Setiap guru pasti memiliki cara dan model ysng khas dalam berinteraksi dengan siswa. Kepribadian, minat, latar belakang social ekonomi, latar belakang social budaya dan lingkungan kerja setiap guru berbeda sehingga cara berinteraksi dengan siswa pun berbeda. Dengan adanya kegiatan AMP ini dapat diperoleh pedoman dalam penyajian materi, urutan materi, cara pendekatan pemecahan masalah dan sebagainya.
            Struktur pembelajaran paling tidak memiliki tiga hal :
1.Tahap pendahuluan.
Tahap ini berisikan revisi, motivasi dan introduksi. Revisi yaitu upaya penjajagan kesiapan siswa yang dilakukan dengan pertanyaan tertulis atau lisan. Motivasi yaitu membuat sebuah gagasan agar siswa bersemangat untuk mempelajari materi. Introduksi yaitu upaya untuk menjelaskan topic, tujuan dan sitematika pelajaran

2.Tahap pengembangan.
Tahap ini diawali dari apa yang telah diketahui siswa menuju pada hal yang baru, dari yang paling sederhana ke yang kompleks, disampaikan perlahan tetapi selalu diterapkan dengan penyajian materi yang bervariasi.
3.Tahap penerapan.
Tahap ini merupakan kegiatan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan hal apa saja yang telah diketahui, di sini peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter

BAGIKAN

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More